Puasa

Type
Book
Authors
Beall ( James Lee )
 
ISBN 10
9839552244 
Category
Biru  [ Browse Items ]
Publisher
Yayasan Kalam Hidup, Indonesia 
Pages
118 
Abstract
Menurut buku James Lee Beall, peralihan pemusatan dari makanan kepada Allah yang dicapai melalui puasa memang disengaja. Pilihan untuk tidak makan maksudnya adalah agar kita memperhatikan sesuatu yang lebih penting. Arti sederhana mengenai puasa dinyatakan oleh perkataan bahasa Yunani, nesteia yang terdiri dari dua akar kata ; awalan negatif ne dan kata kerja esthio, makan. Seringkali perkataan ini diterjemahkan sebagai berpantang makan secara sukarela.

Sementara itu ada dua perkataan Bahasa Ibrani yang mempunyai hubungan dengan perbuatan puasa. Pertama memiliki arti “berpantang semua makanan jasmani untuk tubuh.” Pemahaman kedua menggambarkan akibat berpuasa yakni “penderitaan jiwa.” Apabila digabungkan kedua pernyataan itu mengandung pengertian menghilangkan kesenangan tubuh secara sukarela dan merendahkan jiwa untuk maksud-maksud rohani.

Puasa menurut iman Kristen dikenal sebagai salah satu cara untuk meningkatkan doa. Banyak tokoh yang mengenal rahasia berpuasa untuk memperoleh nilai rohani. Mereka mengkhususkan diri untuk berdoa dan berpuasa. Sebut saja Yesus Kristus sendiri, Rasul Paulus, Daniel, Ester, Daud, Hana, Elia dan lain-lain. Para tokoh berpantang makan tidak hanya untuk melepaskan mereka agar mampu memusatkan perhatian kepada Allah namun juga memperluas kemampuan menerima dan mengerti secara rohani sesuatu yang tak diperoleh dalam kehidupan rutin.

Menurut James dalam bukunya dikatakan bahwa semua kehidupan harus ditetapkan menurut kenyataan rohani. James melandasi hal itu dari Khotbah di Bukit. Yesus Kristus dalam khotbah itu menguraikan secara terperinci mengenai kehidupan yang seimbang, Allah adalah pusatnya dan semua yang dilakukan oleh kita terpancar dari dalam hubungan hati kita dengan DIA. Lebih jauh James menulis bahwa ada tiga tindakan yang diperlukan dalam menyeimbangkan kehidupan. Pertama: setiap manusia mesti berbuat baik (memberi sedekah)
Kedua: hubungan yang akrab dengan Allah melalui doa
Ketiga: disiplin pribadi dimana puasa dipakai sebagai gambaran pengendalian diri.
Yesus mengajarkan bahwa hidup dalam KerajaanNYA memerlukan keseimbangan yang benar dalam menjalankan ketiga hal diatas.

Ketaatan kita akan membawa kepada suatu perjalanan hidup yang seimbang dimana petunjuk-petunjuknya dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan terhadap Allah harus dilakukan secara diam-diam. Hindarilah sikap memamerkan diri. Kedua, janganlah kita meniru orang-orang yang menekankan tujuan-tujuan luar. Mesti diingat bahwa memberi sedekah, berdoa dan berpuasa sesungguhnya merupakan Perkara Batin. Yang terakhir, harapkanlah hasil dari Allah saja sebab DIAlah yang memberi pahala kepada orang yang taat dalam Iman. Secara singkat, Berpuasalah untuk TUHAN.

Dalam buku terbitan Yayasan Kalam Hidup ini, James juga menjelaskan bagaimana orang Kristen semestinya berpuasa. Menurutnya sedikitnya ada tiga jenis puasa yakni :
1. Puasa Total ; Tidak makan dan minum sama sekali (Kis 9:8,9 ; Esther 4 : 16
2. Puasa Supernatural ; Puasa tidak makan dan tidak minum 40 hari lamanya (Ulangan 9:9,15-18)
3. Puasa Normal ; adalah berpantang terhadap makanan sama sekali (Lukas 4:2)

Dari pemaparan sederhana itu sepertinya telah cukup jelas bahwa umat Kristen juga diharapkan dapat melakukan puasa. Hanya saja Puasa yang dijalani dilakukan dengan diam-diam. Menurut iman Kristen dengan dilakukan secara tersembunyi maka IA akan melihat hati, memeriksa sikap dan dorongan batin umatNYA. 
Description
Berikut kutipan dari buku tersebut:

"Peralihan pemusatan dari makanan kepada Allah yang kita capai melalui puasa memang disengaja. Pilihan kita untuk tidak makan maksudnya ialah agar kita memperhatikan sesuatu yang lebih penting untuk kita. Arti sederhana mengenai puasa ini dinyatakan oleh perkataan Yunani nesteia yang terdiri dari dua bagian: awalan negatif ne dan kata kerja esthio, makan. Seringkali perkataan ini diterjemahkan berpantang makan secara sukarela.

Ada dua perkataan Ibrani yang mempunyai hubungan dengan perbuatan puasa. Yang pertama berarti "berpantang semua makanan jasmani untuk tubuh." Yang lain menggambarkan akibat berpuasa, yaitu "penderitaan jiwa." Jika digabungkan, kedua perkataan itu mengandung pengertian menghilangkan kesenangan tubuh secara sukarela dan merendahkan jiwa untuk maksud-maksud rohani." 
Number of Copies

REVIEWS (0) -

No reviews posted yet.

WRITE A REVIEW

Please login to write a review.