Arsitek Jiwa I

Type
Book
Authors
Tong ( Stephen Tong )
 
ISBN 10
9798307089 
Category
Ungu  [ Browse Items ]
Publisher
Momentum, Indonesia 
Pages
79 
Abstract
Aristoteles mengatakan bahwa manusia sebelum berumur 30 tahun belum ada apa-apanya. Tetapi bagian pertama yang dibahas oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dalam buku ini justru adalah betapa pentingnya masa kanak-kanak dilihat dari iman Reformed. Ada suatu film yang berjudul Children of Men, yang mengisahkan suatu dunia yang sudah 18 tahun berjalan tanpa adanya satupun kelahiran manusia. Kalau seandainya umat manusia kehilangan fungsi reproduksi, dunia ini akan menjadi seperti apa? Mungkinkah kebudayaan berlanjut? Mungkinkah umat manusia dengan damai menerima nasib? Film ini menggambarkan kebudayaan manusia yang hancur perlahan-lahan. Meskipun fenomena masyarakat secara umum tetap menjalankan kehidupan sehari-hari mereka, ada suatu kesadaran yang jelas, yaitu tidak adanya harapan untuk hari depan umat manusia. Maka museum-museum terkenal dibom, karya seni tidak lagi dianggap berharga – toh, dalam 100 tahun tidak akan ada lagi yang bisa melihat mereka bukan? Sistem pemerintahan seluruh dunia hancur dan negara-negara jatuh ke dalam anarki. Di jalan-jalan dibagikan paket bunuh diri gratis bagi mereka yang lebih memilih untuk tidak menunggu kematian perlahan-lahan dari umat manusia. Di tengah segala kekacauan tersebut yang berpuncak dalam suatu pertempuran antara tentara pemerintah dan kaum pemberontak, ada suatu adegan yang menjadi klimaks film tersebut: suatu pertempuran yang dahsyat dihentikan oleh suara tangisan bayi. Waktu bayi yang dipikir sudah tidak akan ada lagi tiba-tiba muncul. Semua tentara dari dua belah pihak yang bertempur langsung berhenti. Permusuhan dan kebencian yang begitu besar dihentikan oleh kehidupan yang begitu kecil dan rentan.

Film tersebut dihasilkan oleh orang-orang dunia, dan lewat film tersebut kita bisa melihat bahwa pentingnya generasi penerus sangat disadari oleh dunia. Tapi apa kata Alkitab mengenai masa kanak-kanak dan aplikasinya pada kaum pengajar? Bukan hanya di mata manusia, namun di mata Allah pun anak-anak begitu penting. Pertama, Kristus pun melewati proses menjadi anak-anak. Kristus tidak datang langsung dengan tubuh yang dewasa, tetapi Ia juga harus menjadi bayi yang begitu mudah dibunuh oleh Herodes sehingga harus dibawa lari ke Mesir. Ia juga melewati masa kanak-kanak, dan setelah dewasa Ia tidak mengusir anak-anak, Ia justru mengatakan, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku.” Di dalam buku ini, Pak Tong mengatakan bahwa bagian ini begitu menyentuh hatinya, sebab Kristus tidak menghina, melainkan sungguh peka terhadap kebutuhan anak-anak, sebab Ia sendiri sudah pernah menjalani masa tersebut. Berapa banyak guru yang tidak mau toleransi terhadap anak-anak yang nakal, padahal mereka sendiri waktu kecil juga nakal? Tidak berhenti sampai di situ, Alkitab menyatakan alasan kedua pentingnya anak-anak di mata Allah: Kristus menjadikan anak-anak sebagai kriteria masuk ke dalam kerajaan Sorga. Kristus tidak mengatakan, “Jadilah seperti orang tua yang berjenggot itu, maka kamu akan masuk sorga.” Justru Kristus mengambil anak-anak, yang pada zaman itu (dan juga sekarang) sering dianggap insignificant. Maka jika Allah pun sangat menghargai anak-anak, patutkah kita tidak menghargai mereka? 
Number of Copies

REVIEWS (0) -

No reviews posted yet.

WRITE A REVIEW

Please login to write a review.